Jumat, 13 Februari 2015

Namaku Kiky Zakia Rohmadani, biasa dipanggil dengan sapaan “Kiky”. Aku berasal dari keluarga sederhana yang ayahku bekerja sebagai pegawai swasta, ibuku seorang ibu rumah tangga yang setiap hari selalu ada untuk anak-anaknya. Aku anak ketiga dari 5 bersaudara. Kedua kakakku laki-laki, pun kedua adikku juga laki-laki. Menjadi anggota perempuan selain ibu di keluarga, aku harus bisa menyesuaikan dengan kebiasaan mereka yang berbeda jauh dengan kebiasaan perempuan lainnya. Aku dilahirkan pada bulan yang mulia yaitu bulan Romadhon, tepatnya pada tanggal 4 Februari 1997 Masehi. Aku terlahir di dunia dengan persalinan normal pada pukul 04.45 WIB, mungkin setelah imsak di bulan puasa.
Pada tahun kelahiranku, Indonesia dipimpin oleh Bapak Presiden Soeharto. Seperti yang diceritakan orangtuaku, saat itu Presiden Soeharto mengadakan sayembara kelahiran penduduk Indonesia ke 200juta. Selasa kliwon, semua bayi yang lahir pada hari itu dicatat oleh pemerintah. Semua data yang didapat oleh pemerintah kemudian diundi. Bagi bayi yang terpilih saat itu, akan mendapatkan hadiah dari Presiden Soeharto berupa biaya sekolah hingga pendidikan tertinggi yang diinginkan bayi tersebut. Kata ibuku, bayi dari Lombok lah yang terpilih. Sementara bayi lain yang telah tercatat namun tidak terpilih, akan mendapatkan hadiah berupa jaminan kesehatan (asuransi) selama hidupnya. Semua bayi juga mendapat sertifikat dari Presiden Soeharto karena meningkatkan jumlah penduduk Indonesia, termasuk aku. Waktu terus berjalan, reformasi merubah semua peraturan, Presiden berganti aturan pun juga berganti. Tidak terkecuali dengan jaminan kesehatan (asuransi) untukku, semua ditiadakan. Meski demikian, kedua orangtuaku tetap bersemangat mencari nafkah untuk membesarkanku.
Tahun 2000 adalah tahun bersejarah dimana aku mulai menginjakkan kakiku di dunia pendidikan. Usiaku saat itu masih 3tahun. Aku menempuh pendidikan pertama kali di Taman Kanak-kanak (TK). Bersama teman-temanku dan guruku tersayang aku belajar membaca, menghitung, menyanyi, menari, dan menggambar. Sewaktu TK, aku sering mengikuti berbagai perlombaan. Seperti lomba paduan suara, menari, melipat, mewarnai, dan menggambar. Lomba menggambar adalah lomba yang sering aku ikuti, mulai dari tingkat kecamatan hingga kabupaten dan juara pun tak jarang ku raih. Pegalaman yang tidak terlupakan sewaktu TK ketika aku hampir menjuarai lomba menggambar. Kenapa hampir? Waktu itu bagi semua pemenang, hasil karyanya dibawa ke atas panggung untuk ditunjukkan. Hasil karyaku termasuk di dalamnya. Namun, kata guruku karyaku sebenarnya bagus, namun tingkatannya seperti orang dewasa, jadi belum waktunya untuk menang. Mungkin aku harus belajar lagi. Aku menempuh TK selama 3tahun, karena usiaku belum boleh untuk masuk SD. Selain sekolah umum, aku juga belajar mengaji kepada Ustadz di kampungku. Setidaknya, menambah ilmu agama dan kemampuanku membaca sekaligus memahami Al-Qur’an.
Tahun 2003, aku melanjutkan pendidikanku ke Sekolah Dasar (SD). SDN Mrican 3 pilihan orangtua untuk pendidikanku karena kedua kakakku juga bersekolah disana. Kelas 1-3 aku berangkat sekolah diantar dan dijemput oleh tukang becak yang dipercaya orangtuaku. Sedang kelas 4-6 aku naik angkot atau naik sepeda ketika berangkat dan pulang sekolah. Guru-guru SDku banyak yang hafal denganku, mungkin karena keaktifanku dalam mengikuti berbagai perlombaan seperti lomba kaligrafi, tartil Al-Qur’an, olimpiade dan pramuka. Selain itu, sejak kelas 1-6 aku sering mendapat rangking 1 di kelas. Mungkin saat kelas 5, aku tidak mendapat rangking 1. Aku lulus SD pada tahun 2009.
Tahun 2009, aku masuk SMP dengan jalur PSB online dan mendaftar tanpa diantar orangtua atau saudaraku. Setelah banyak rintangan untuk berdesakan mengambil formulir, daftar, menunggu, dan akhirnya pengumuman. Aku diterima di SMPN 4 Kediri, pilihan pertamaku. Awal SMP dulu, aku masih pendiam karena teman SDku jarang yang bersekolah disana. Tetanggaku, juga tidak ada yang bersekolah di sana. Aku berangkat dan pulang sekolah naik sepeda dengan jarak dari rumah ke sekolah ±10km.  Aku mulai belajar mandiri, aku memilih mengikuti ekstrakurikuler pramuka. Di Pramuka aku mendapat banyak pengalaman seperti kepemimpinan, kemandirian, keberanian, dan tanggung jawab. Pramuka bahkan menjadi keluarga keduaku selain keluarga di rumah. Dalam organisasi Pramuka aku menjabat sebagai Koordinator Seksi (jabatan yang bertanggung jawab atas seksi-seksi di bawahnya). Aku dulu juga sering mengikuti perlombaan Pramuka mulai dari tingkat kota, eks-karisidenan  Kediri, Jawa Timur hingga lomba yang mendapat penghargaan dari ASEAN SCOUTS. Aku pernah beberapa kali memimpin teman atau adik kelasku saat mengikuti lomba (tepatnya sebagai pinru/pimpinan regu). Tak jarang SMPN 4 Kediri menjuarai perlombaan pramuka, dan Syukur, aku termasuk dalam orang-orang yang berjuang di dalamnya. Perlombaan yang paling membuatku berkesan sewaktu SMP adalah saat mengikuti lomba Pramuka di UNAIR yang bernama Gelanggang Galang. Yang membuatku berkesan adalah penghargaan yang diberikan Pramuka UNAIR ternyata berasal dari ASEAN-EUROASIA SIC (Kepanduan tingkat ASEAN). Itu pun aku dan teman-temanku baru tahu setelah perlombaan selesai. Di kelas dalam urusan akademik, aku juga masuk dalam rangking 5 besar. Masa putih biru selesai pada tahun 2012.
Aku menempuh pendidikan selanjutnya di sekolah yang tak biasa, yaitu di madrasah aliyah. Tepatnya di MAN 3 Kediri. Itu pun, daftar karena coba-coba dan test, kebetulan aku diterima. Sebenarnya aku ingin melanjutkan di SMAN 2 Kediri, sekolah yang memang aku cita-citakan sejak pertama masuk SMP. Namun, daripada susah untuk daftar lagi dan belum tentu diterima, lebih baik aku putuskan untuk melanjutkan pendidikan yang sudah pasti saat itu. Di MAN 3 Kediri mungkin aku sedikit kaget dengan pelajaran agama yang lebih banyak. Aku sedikit tertinggal dengan teman-temanku karena kebanyakan mereka dari madrasah yang lebih hebat dalam pelajaran agama. Aku lalui dengan semangat saat belajar di madrasah, apalagi ketika menemui pelajaran bahasa Arab yang di sekolah sebelumnya tidak aku temui. Di MAN 3 Kediri, Aku tidak mengikuti Pramuka atau organisasi lain, aku ingin lebih fokus dalam pelajaran agama. Namun karena aku diminta kakak-kakak seniorku, aku mengikuti ekstrakurikuler PKS (Patroli Keamanan Sekolah). Kujalani saja, Di PKS aku kelas 10 menjabat sebagai Bendahara sedang kelas 11 sebagai Provost (seksi hukum untuk anggota PKS). Untuk perlombaan, aku lebih sering mengikuti lomba menggambar poster, karikatur, dan kaligrafi. Banyak menjuarai namun hanya di lingkungan madrasah. Pernah, aku dan temanku menjuarai poster anti narkoba dan mendapat penghargaan dari BNN Kota Kediri. Pernah juga, aku mewakili madrasah untuk lomba karikatur namun belum berhasil aku taklukan saat melawan sekolah lain. Banyak pengalaman yang aku dapatkan di madrasah, tetap bangga saat aku menempuh pendidikan di madrasah. Sebelumnya aku tidak berjilbab, sekarang lebih fokus dengan jilbab dan juga merubah kehidupanku dengan menambah iman kepada Tuhan. Sekarang aku masih kelas 12 semester 2, aku yakin aku akan lulus madrasah pada tahun 2015 dan melanjutkan pendidikan di universitas yang aku inginkan. Selama 18 tahun, aku selalu mengingat pesan ayahku untuk tidak menjadi orang yang membutuhkan orang lain karena kemandirianku, namun menjadi orang yang dibutuhkan orang lain karena pengabdianku.

Tagged:

0 komentar:

Posting Komentar