Namaku Kiky Zakia Rohmadani, biasa
dipanggil dengan sapaan “Kiky”. Aku berasal dari keluarga sederhana yang ayahku
bekerja sebagai pegawai swasta, ibuku seorang ibu rumah tangga yang setiap hari
selalu ada untuk anak-anaknya. Aku anak ketiga dari 5 bersaudara. Kedua kakakku
laki-laki, pun kedua adikku juga laki-laki. Menjadi anggota perempuan selain
ibu di keluarga, aku harus bisa menyesuaikan dengan kebiasaan mereka yang
berbeda jauh dengan kebiasaan perempuan lainnya. Aku dilahirkan pada bulan yang
mulia yaitu bulan Romadhon, tepatnya pada tanggal 4 Februari 1997 Masehi. Aku
terlahir di dunia dengan persalinan normal pada pukul 04.45 WIB, mungkin setelah
imsak di bulan puasa.
Pada tahun kelahiranku, Indonesia
dipimpin oleh Bapak Presiden Soeharto. Seperti yang diceritakan orangtuaku,
saat itu Presiden Soeharto mengadakan sayembara kelahiran penduduk Indonesia ke
200juta. Selasa kliwon, semua bayi yang lahir pada hari itu dicatat oleh
pemerintah. Semua data yang didapat oleh pemerintah kemudian diundi. Bagi bayi
yang terpilih saat itu, akan mendapatkan hadiah dari Presiden Soeharto berupa
biaya sekolah hingga pendidikan tertinggi yang diinginkan bayi tersebut. Kata
ibuku, bayi dari Lombok lah yang terpilih. Sementara bayi lain yang telah
tercatat namun tidak terpilih, akan mendapatkan hadiah berupa jaminan kesehatan
(asuransi) selama hidupnya. Semua bayi juga mendapat sertifikat dari Presiden
Soeharto karena meningkatkan jumlah penduduk Indonesia, termasuk aku. Waktu
terus berjalan, reformasi merubah semua peraturan, Presiden berganti aturan pun
juga berganti. Tidak terkecuali dengan jaminan kesehatan (asuransi) untukku,
semua ditiadakan. Meski demikian, kedua orangtuaku tetap bersemangat mencari
nafkah untuk membesarkanku.
Tahun 2000 adalah tahun bersejarah
dimana aku mulai menginjakkan kakiku di dunia pendidikan. Usiaku saat itu masih
3tahun. Aku menempuh pendidikan pertama kali di Taman Kanak-kanak (TK). Bersama
teman-temanku dan guruku tersayang aku belajar membaca, menghitung, menyanyi,
menari, dan menggambar. Sewaktu TK, aku sering mengikuti berbagai perlombaan.
Seperti lomba paduan suara, menari, melipat, mewarnai, dan menggambar. Lomba
menggambar adalah lomba yang sering aku ikuti, mulai dari tingkat kecamatan
hingga kabupaten dan juara pun tak jarang ku raih. Pegalaman yang tidak
terlupakan sewaktu TK ketika aku hampir menjuarai lomba menggambar. Kenapa
hampir? Waktu itu bagi semua pemenang, hasil karyanya dibawa ke atas panggung
untuk ditunjukkan. Hasil karyaku termasuk di dalamnya. Namun, kata guruku
karyaku sebenarnya bagus, namun tingkatannya seperti orang dewasa, jadi belum
waktunya untuk menang. Mungkin aku harus belajar lagi. Aku menempuh TK selama
3tahun, karena usiaku belum boleh untuk masuk SD. Selain sekolah umum, aku juga
belajar mengaji kepada Ustadz di kampungku. Setidaknya, menambah ilmu agama dan
kemampuanku membaca sekaligus memahami Al-Qur’an.
Tahun 2003, aku melanjutkan
pendidikanku ke Sekolah Dasar (SD). SDN Mrican 3 pilihan orangtua untuk
pendidikanku karena kedua kakakku juga bersekolah disana. Kelas 1-3 aku berangkat
sekolah diantar dan dijemput oleh tukang becak yang dipercaya orangtuaku.
Sedang kelas 4-6 aku naik angkot atau naik sepeda ketika berangkat dan pulang
sekolah. Guru-guru SDku banyak yang hafal denganku, mungkin karena keaktifanku
dalam mengikuti berbagai perlombaan seperti lomba kaligrafi, tartil Al-Qur’an,
olimpiade dan pramuka. Selain itu, sejak kelas 1-6 aku sering mendapat rangking
1 di kelas. Mungkin saat kelas 5, aku tidak mendapat rangking 1. Aku lulus SD
pada tahun 2009.
Tahun 2009, aku masuk SMP dengan
jalur PSB online dan mendaftar tanpa diantar orangtua atau saudaraku. Setelah
banyak rintangan untuk berdesakan mengambil formulir, daftar, menunggu, dan
akhirnya pengumuman. Aku diterima di SMPN 4 Kediri, pilihan pertamaku. Awal SMP
dulu, aku masih pendiam karena teman SDku jarang yang bersekolah disana. Tetanggaku,
juga tidak ada yang bersekolah di sana. Aku berangkat dan pulang sekolah naik
sepeda dengan jarak dari rumah ke sekolah ±10km. Aku mulai belajar mandiri, aku memilih mengikuti
ekstrakurikuler pramuka. Di Pramuka aku mendapat banyak pengalaman seperti
kepemimpinan, kemandirian, keberanian, dan tanggung jawab. Pramuka bahkan
menjadi keluarga keduaku selain keluarga di rumah. Dalam organisasi Pramuka aku
menjabat sebagai Koordinator Seksi (jabatan yang bertanggung jawab atas
seksi-seksi di bawahnya). Aku dulu juga sering mengikuti perlombaan Pramuka
mulai dari tingkat kota, eks-karisidenan Kediri, Jawa Timur hingga lomba yang mendapat penghargaan
dari ASEAN SCOUTS. Aku pernah beberapa kali memimpin teman atau adik kelasku
saat mengikuti lomba (tepatnya sebagai pinru/pimpinan regu). Tak jarang SMPN 4
Kediri menjuarai perlombaan pramuka, dan Syukur, aku termasuk dalam orang-orang
yang berjuang di dalamnya. Perlombaan yang paling membuatku berkesan sewaktu
SMP adalah saat mengikuti lomba Pramuka di UNAIR yang bernama Gelanggang
Galang. Yang membuatku berkesan adalah penghargaan yang diberikan Pramuka UNAIR
ternyata berasal dari ASEAN-EUROASIA SIC (Kepanduan tingkat ASEAN). Itu pun aku
dan teman-temanku baru tahu setelah perlombaan selesai. Di kelas dalam urusan
akademik, aku juga masuk dalam rangking 5 besar. Masa putih biru selesai
pada tahun 2012.
Aku menempuh pendidikan selanjutnya di sekolah
yang tak biasa, yaitu di madrasah aliyah. Tepatnya di MAN 3 Kediri. Itu pun,
daftar karena coba-coba dan test, kebetulan aku diterima. Sebenarnya aku ingin
melanjutkan di SMAN 2 Kediri, sekolah yang memang aku cita-citakan sejak
pertama masuk SMP. Namun, daripada susah untuk daftar lagi dan belum tentu
diterima, lebih baik aku putuskan untuk melanjutkan pendidikan yang sudah pasti
saat itu. Di MAN 3 Kediri mungkin aku sedikit kaget dengan pelajaran agama yang
lebih banyak. Aku sedikit tertinggal dengan teman-temanku karena kebanyakan
mereka dari madrasah yang lebih hebat dalam pelajaran agama. Aku lalui dengan
semangat saat belajar di madrasah, apalagi ketika menemui pelajaran bahasa Arab
yang di sekolah sebelumnya tidak aku temui. Di MAN 3 Kediri, Aku tidak
mengikuti Pramuka atau organisasi lain, aku ingin lebih fokus dalam pelajaran
agama. Namun karena aku diminta kakak-kakak seniorku, aku mengikuti
ekstrakurikuler PKS (Patroli Keamanan Sekolah). Kujalani saja, Di PKS aku kelas
10 menjabat sebagai Bendahara sedang kelas 11 sebagai Provost (seksi hukum
untuk anggota PKS). Untuk perlombaan, aku lebih sering mengikuti lomba
menggambar poster, karikatur, dan kaligrafi. Banyak menjuarai namun hanya di
lingkungan madrasah. Pernah, aku dan temanku menjuarai poster anti narkoba dan
mendapat penghargaan dari BNN Kota Kediri. Pernah juga, aku mewakili madrasah
untuk lomba karikatur namun belum berhasil aku taklukan saat melawan sekolah
lain. Banyak pengalaman yang aku dapatkan di madrasah, tetap bangga saat aku menempuh
pendidikan di madrasah. Sebelumnya aku tidak berjilbab, sekarang lebih fokus
dengan jilbab dan juga merubah kehidupanku dengan menambah iman kepada Tuhan. Sekarang
aku masih kelas 12 semester 2, aku yakin aku akan lulus madrasah pada tahun
2015 dan melanjutkan pendidikan di universitas yang aku inginkan. Selama 18
tahun, aku selalu mengingat pesan ayahku untuk tidak menjadi orang yang
membutuhkan orang lain karena kemandirianku, namun menjadi orang yang dibutuhkan
orang lain karena pengabdianku.
0 komentar:
Posting Komentar