RINTIK YANG TAK PERNAH PADAM
Dalam kesunyian yang menerpa jiwaku. Mimpi? Ini
bukan mimpi. Ini asli, tak dapat dipungkiri. Aku sudah belasan tahun hidup di
dunia ini, namun 5 waktu yang tak sempurna untuk menghadapMu masih belum bisa menebus beratnya dosa yang kubawa.
Orangtua? Mereka belum mendapat apa-apa dariku, hanya tangisan dari mereka yang
kuberikan. Kakak? Adik? Sering aku bercekcok, entah masalah apa dan tak ada
habis-habisnya. Teman apalagi? Banyak dari mereka yang mengejekku karena egoisku
atau karena keterlaluanku. Cinta, ya, mungkin hanya itu yang kupunya untuk
mereka-mereka yang mengejek dan menghina. Tak pernah terbersit dalam pikirku
untuk menuntut mereka membalasnya. Sikapku kepada mereka, mungkin memang
terkesan bodoh, tidak masuk akal, menjengkelkan. Tapi, itulah ungkapan kasih
sayangku kepada kalian.
Tuhan, hari ini aku telah banyak berbuat dosa,
hari ini aku belum bisa membahagiakan orang tua, bahkan hari ini aku telah
membuat orang-orang disekelilingku kecewa. Maafkan mereka yang telah
membenciku, maafkan mereka yang telah mengejekku, terkhusus maafkan orangtuaku
yang telah memarahiku.
Terus terjerat dalam penat. Tak tahu apa yang
kufikirkan, bahkan bingung dengan apa yang kuperbuat saat itu. Hingga, sangat
terasa hembusan udara yang keluar dari hidung kecilku. Tuhan sangat luar biasa,
tak dapat seorang pun meremehkan ciptaan Nya. Setitik yang dibuat Nya, selalu
mengalahkan hati kecil ini untuk tetap bersyukur akan kehidupan yang Ia
berikan. Semua masalah yang kualami, selalu terbalas dengan indahnya rintikan
hujan yang seakan berlomba dengan air mata ini.
Menangis memang satu dari
caraku mengalahkan kesedihan akan ujian dan rezeki dari Nya. Dan hujan
terkadang menemaninya. Terimakasih Tuhan, rintik dariMu akan menguatkanku agar aku
dapat hidup setegar cinta ayah dan ibuku.
0 komentar:
Posting Komentar